Di kawasan Afrika, Nigeria adalah satu dari sekian negara yang piawai menelurkan bakat-bakat hebat di kancah sepakbola. Terbaru, ada nama Victor Osimhen yang namanya sedang melesat. Pemuda 21 tahun ini merupakan penggawa dari kesebelasan Ligue 1 Prancis, Lille OSC.
Klub yang bermarkas di Stadion Pierre-Mauroy itu sendiri pernah melambungkan nama-nama seperti Yohan Cabaye, Lucas Digne, Gervinho, Eden Hazard, Rafael Leao dan Adil Rami.
Selama ini, Ligue 1 dikenal sebagai kompetisi bagi para pesepakbola muda untuk meningkatkan kemampuan sekaligus memperkaya pengalaman. Terlebih, Ligue 1 pun bangga mencitrakan diri mereka seperti itu dengan menampilkan slogan League of Talents dalam iklannya di banyak kanal televisi.
Ada begitu banyak pemain muda yang berkembang di klub-klub Ligue 1 dan lantas mekar bareng tim-tim lebih mapan dari liga-liga top Eropa lainnya. Misalnya saja Karim Benzema, Fabinho, N’Golo Kante, Alexandre Lacazette, Hugo Lloris, Miralem Pjanic, dan Bernardo Silva.
Bahkan kalau mau menarik cerita dari masa lampau, ada nama-nama seperti Nicolas Anelka, Didier Drogba, Thierry Henry, Florent Malouda, Ronaldinho, dan Sylvain Wiltord yang menimba ilmu sebanyak-banyaknya di Ligue 1 sampai akhirnya melegenda bareng tim-tim dari luar Prancis.
Osimhen menandatangani kontrak jangka panjang (lima musim) di Lille per musim 2019/2020 kali ini. Sebelumnya, ia merumput bareng Wolfsburg di Jerman dan Charleroi di Belgia.
Keputusannya hengkang menuju utara Prancis lantaran ingin mengembangkan diri dan beroleh kesempatan main yang lebih banyak. Di Wolfsburg, Osimhen memang jarang mendapat kepercayaan turun ke lapangan.
Peruntungannya sedikit berubah tatkala dipinjamkan ke Charleroi. Dalam 36 pertandingan yang dijalaninya, Osimhen berhasil membukukan 20 gol dan memantik keinginan sang peminjam buat mempermanenkan jasanya. Sayangnya, Osimhen lebih tertarik dengan proyek di Lille.
“Aku sangat gembira berada di sini. Aku masih sangat muda dan harus mempelajari banyak hal supaya matang. Proyek yang dikembangkan Lille sungguh menarik dan kurasa tepat untukku mengembangkan diri,” ungkap Osimhen seperti dilansir dari BBC.
Dalam satu dekade terakhir, belum ada juru gedor kepunyaan Les Dogues yang mengilap gara-gara torehan golnya. Uniknya, saat bicara tentang winger, segalanya berubah karena dahulu, Gervinho dan Hazard tampil eksepsional serta tajam di depan gawang lawan.
Lesatan Osimhen bersama Lille musim ini bukan sesuatu yang kelewat mengejutkan. Pada dasarnya, ia memiliki kemampuan luar biasa sebagai penyerang.
Tatkala membela Nigeria di Piala Dunia U-17 tahun 2015 silam, Osimhen membuktikan kapasitasnya dengan mengantar negaranya jadi kampiun sekaligus memboyong gelar top skorer turnamen via koleksi 10 gol. Aksi-aksinya begitu mengagumkan sehingga menarik atensi banyak pemandu bakat klub tenar Eropa.
Fandom pernah mengulasnya di sini.
Walau tinggi badannya menyentuh 186 sentimeter, Osimhen mempunyai pergerakan cukup lincah baik saat membawa bola, lebih-lebih tanpa bola. Kemampuannya menyelesaikan peluang juga apik. Terakhir, keseimbangan tubuhnya pun paripurna sehingga ia tak ragu buat melakukan duel fisik maupun duel udara.
Arsenal adalah tim yang ngebet memboyong Osimhen ke London, tapi berbagai faktor yang dirasa memberatkan sang pemain muda, bikin dirinya memilih Wolfsburg sebagai tempat belajar sekaligus menyesuaikan diri dengan atmosfer sepakbola di Benua Biru.
Sepanjang musim 2019/2020, Osimhen telah membukukan 10 gol dari 18 penampilan. Jumlah itu hanya kalah dari torehan Wissam Ben Yedder (AS Monaco) dengan 13 gol, dan Kylian Mbappe (PSG) lewat 11 gol.
Christophe Galtier sebagai pelatih Les Dogues semringah menyaksikan performa Osimhen yang bak monster. Juru strategi berumur 53 tahun itu pasti berharap pemuda kelahiran Lagos tersebut selalu fit sehingga tenaganya dapat dimaksimalkan agar Lille memperoleh hasil paripurna di musim ini.
Hingga pekan ke-19, Osimhen membantu Lille duduk di tempat keempat klasemen sementara. Dengan raihan 31 poin, mereka punya kans untuk merangsek ke tiga besar guna mengamankan satu tiket ke ajang Liga Champions musim mendatang.
Walau demikian, jangan kaget bila suatu saat nanti Osimhen bakal dilego oleh Lille. Mengulangi cerita penjualan Cabaye, Gervinho dan Hazard bukan hal tabu untuk manajemen Les Dogues. Apalagi kalau penjualan tersebut mendatangkan pundi-pundi selangit.
Selagi bisa mendayagunakan Osimhen, Lille akan memanfaatkan hal itu dengan sebaik-baiknya. Di sisi lain, cara itu pula yang kelak mengantar sang pemain ke pintu keluar Stadion Pierre-Mauroy karena diminati kesebelasan yang lebih mapan.