Usai mencetak gol, Roger Milla berlari ke sudut lapangan di dekat bendera dan melakukan perayaannya dengan sebuah tarian. Kala itu, selebrasi tersebut menjadi sangat ikonik. Roger Milla dan tariannya tidak akan pernah dilupakan.
Setiap tarian yang ia lakukan usai mencetak gol, menasbihkan namanya sebagai pahlawan bagi Kamerun di Piala Dunia. Besar bersama Kamerun, jasa Roger telah membawa negara tersebut menjadi besar di Piala Dunia. Ia sudah berlaga di tiga edisi Piala Dunia dari 1982 hingga memutuskan pensiun pada 1987.
Tetapi saat itu sepertinya Kamerun masih membutuhkan jasa Roger Milla. Tak main-main, Presiden Kamerun Paul Biya sendiri yang langsung menelponnya. Ia meminta Roger agar kembali bermain untuk membela Timnas Kamerun di Piala Dunia 1990.
Seolah bangkit dari kuburnya, Roger kembali berlaga di Piala Dunia keempatnya. Siapa sangka, pemain yang sebelumnya sudah menyatakan pensiun dari timnas tersebut, malah menjadi bintang di Piala Dunia 1990. Di usianya yang ke-38, Roger mencetak empat gol dan membawa Kamerun sebagai tim Afrika pertama yang mencapai babak perempat final.
Namun masa Roger untuk membela Kamerun dalam ajang empat tahunan tersebut ternyata belum usai. Roger sendiri masih bermain untuk Kamerun di Piala Dunia 1994. Selama bermain di turnamen yang berlangsung di Amerika tersebut, prestasi Kamerun memang tak sebagus edisi yang sebelumnya.
Kamerun tertahan sebagai juru kunci pada babak fase grup. Namun sebagai individu, Roger Milla mencatatkan rekor bagi dirinya sendiri di sana. Ia menjadi pemain tertua yang tampil di Piala Dunia dengan usia 42 tahun.
Rekor tersebut kemudian dipecahkan oleh Faryd Mondragon yang bermain untuk Kolombia di Piala Dunia 2014, hanya selisih 1 tahun lebih tua dari Roger Milla. Saat ini, rekor itu dipegang oleh eks kiper Mesir, Essam El-Hadary (45 tahun 161 hari) di Piala Dunia 2018.
Enam bulan berselang setelah Piala Dunia 1994, Roger Milla berlabuh ke Jakarta untuk berkompetisi di Indonesia. Aksi individu dan jasa Roger Milla bagi Kamerun selama Piala Dunia tak akan pernah terlupakan. Setiap tariannya, kita tersenyum bahagia melihat senyum manis sang pahlawan Lions Indomptables.