Sofyan Amrabat berhasil mencuri panggung di Piala Dunia 2022. Pemain berjuluk ‘The King’ tersebut, tampil memukau di sektor tengah Maroko. Lewat spartanitas dan determinasinya yang tinggi di atas lapangan, ia menjadi bagian penting yang membawa Singa Atlas melenggang ke babak semifinal.
Perjalanan karier klub
Seperti halnya kebanyakan rekan-rekan satu timnya di Maroko, Sofyan Amrabat adalah pemain imigran yang lahir dan besar di Belanda. Ia lahir di Kota Huizen, Belanda pada 21 Agustus 1996. Sofyan banyak menghabiskan banyak waktu kecilnya bersama sang kakak, Nordin Amrabat yang punya selisih usia 9 tahun darinya.
Selain punya wajah yang mirip dengan kakaknya, Sofyan juga punya kesamaan hobi dengan Nordin dalam hal sepakbola. Beruntungnya kedua orang tua mereka sangat mendukung minat anak-anaknya. Akan tetapi saat itu orang tua Amrabat bersaudara ini sangat kesulitan dalam hal ekonomi, sehingga hanya Nordin-lah yang bisa bergabung dengan akademi sepakbola.
https://twitter.com/TheEuropeanLad/status/1601637397908934660?s=20&t=UiLpzcg7O3HA9tRKt8AxAA
Nordin selaku kakak tidak mau berpangku tangan. Demi adiknya bisa bergabung dengan akademi sepakbola, Nordin rela menjadi tukang cuci piring di sebuah rumah makan demi mendapatkan uang tambahan untuk adiknya dan kedua orang tuanya.
Akhirnya kerja keras sang kakak membuahkan hasil. Sofyan akhirnya masuk ke sebuah akademi sepakbola bernama HSV De Zuid Vogels di tahun 2007. Berkat dimentori langsung oleh sang kakak, Sofyan hanya butuh kurang dari satu tahun untuk direkrut salah satu klub besar Eredivisie, FC Utrecht di tahun yang sama.
Gaya bermain ngotot dan tangguh Sofyan Amrabat yang diwariskan oleh sang kakak ternyata berguna bagi kariernya saat di FC Utrecht. Karena itulah, Sofyan di klubnya sejak usia 12 tahun ditempatkan di posisi sebagai gelandang bertahan yang tugasnya memang memutus serangan lawan dan bermain “kotor” seperti duel, tekel dan lain sebagainya.
https://twitter.com/FCUtrecht_EN/status/869790316618027008?s=20&t=UiLpzcg7O3HA9tRKt8AxAA
Setelah hampir 10 tahun bermain di level usia, Sofyan akhirnya mendapatkan kesempatan bermain di tim senior Utrecht pada tahun 2015. Bersama tim berjuluk ‘Utreg’ itu, pemain berkepala plontos tersebut berhasil bermain di 54 laga dengan torehan 10 gol dan 10 asis.
Dua musim tampil bagus bersama FC Utrecht, Sofyan akhirnya dibajak oleh Feyenoord Rotterdam. Keputusannya untuk pindah ternyata berbuah manis. Ia tampil reguler di 33 laga, mencetak 2 gol dan 2 asis serta mempersembahkan tiga trofi yakni 1 trofi Piala Belanda dan 2 trofi Piala Super Belanda.
Di tahun 2018, Sofyan memutuskan hengkang ke klub Belgia, Club Brugge. Sayang di sana sinarnya meredup hingga akhirnya sering dipinjamkan ke Hellas Verona, dan kemudian dipermanenkan Fiorentina pada tahun 2020 silam. Selama hampir tiga musim bersama Fiorentina, ia terbilang tidak selalu jadi pilihan utama dan lebih sering main sebagai pemain pengganti, dengan mencetak 1 gol dan 1 asis.
Keputusan tepat memilih Maroko
Sebelum membela panji Maroko, Sofyan Amrabat sebetulnya pernah merasakan seragam De Oranje saat usia belia. Bahkan ia sempat menolak tawaran tanah leluhurnya untuk berseragam Singa Atlas. Akan tetapi saat negeri nenek moyangnya memanggilnya lagi untuk Piala Dunia U-17 2013, akhirnya ia mengiyakan panggilan tersebut.
https://twitter.com/FootballOranje_/status/925658260526522368?s=20&t=UiLpzcg7O3HA9tRKt8AxAA
Bersama Maroko, Sofyan ternyata menjadi salah satu pemain yang tampil apik. Hal tersebut membuat pelatih Belanda saat itu, Dick Advocaat, memintanya bertemu empat mata dan menjanjikannya kesempatan tampil di Piala Dunia 2018. Tapi, Sofyan menolaknya dan tetap memilih Maroko sebagai negara yang ia bela.
Keputusannya memilih Maroko ternyata tepat. Pasalnya di Piala Dunia 2018 Belanda gagal lolos dan ia bersama sang kakak, Nordin Amrabat, berhasil membawa Maroko tampil di turnamen sepakbola terakbar di dunia saat itu.
Sejak debutnya bersama Maroko 2017 silam, Sofyan Amrabat total sudah mengoleksi 45 caps dan tampil di dua edisi Piala Dunia.
Jadi buruan banyak klub
https://twitter.com/Squawka/status/1603023763536232451?s=20&t=UiLpzcg7O3HA9tRKt8AxAA
Berkat penampilan apiknya bersama Maroko di Piala Dunia, membuat Sofyan Amrabat menjadi buruan banyak klub besar Eropa. Kabarnya Liverpool dan Manchester United menjadi dua klub terdepan untuk memboyongnya dari La Viola. Akan tetapi sang kakak justru menginginkan adiknya untuk membela Paris Saint-Germain, karena ia memimpikan adiknya berduet dengan Marco Verratti.
Di usianya yang masih 26 tahun tentu ia masih punya setidaknya lima tahun lagi untuk berada di peak performa. Daya jelajahnya luas, akurasi umpannya tinggi, kuat dalam perebutan bola, dan kemampuan memotong serangan lewat tekelnya juga sangat bersih dan terukur. Semua atribut tersebut tentu menjadi idaman bagi banyak klub di Eropa.
Lantas klub manakah yang layak mendapatkan jasa Sofyan Amrabat mendatang?