Arsip dan Sepak Bola

Salah satu persoalan yang perlu segera dibenahi di klub sepak bola Indonesia adalah arsip. Dalam beberapa musim terakhir, verifikasi klub peserta liga Indonesia selalu terkendala administrasi yang tidak lengkap. Inilah yang membuat arsip klub sepak bola Indonesia perlu ditata ulang.

Persoalan arsip yang tidak lengkap barangkali bukan sekadar persoalan klub sepak bola saja. Secara umum, Indonesia memang masih lemah dalam urusan arsip. Mulai dari level keluarga sampai instansi pemerintah tidak jarang memiliki arsip yang kurang lengkap. Jika pun ada, arsip-arsip tersebut cenderung tidak mudah untuk diakses. Dengan kata lain, membutuhkan usaha yang tidak sedikit untuk melakukan penelusuran arsip yang dibutuhkan.

Persoalan semacam ini sebenarnya bukan sekadar tidak adanya budaya arsip atau dokumentasi saja, melainkan juga kerap kali tidak ditemukan orang yang bersedia dan mampu untuk mengurus arsip-arsip tersebut. Selain itu, persoalan klasik seperti dana, turut membuat kegiatan arsip menjadi diletakkan dalam prioritas akhir berbagai instansi negara. Arsip kerap dianggap sebagai sesuatu yang lampau dan tidak lebih dari tumpukan dokumen berdebu.

Padahal, arsip merupakan dokumen yang diperlukan untuk beragam kepentingan. Mulai dari penelusuran sejarah, penentuan kebijakan, atau pembuatan riset. Sebuah klub sepak bola memang idealnya memiliki divisi arsip yang memudahkan pihak internal maupun eksternal untuk mengaksesnya. Kemudahan akses dapat membuat publik menambahkan atau mengoreksi apabila ada arsip yang dirasa kurang lengkap. Apabila kesulitan, klub sepak bola dapat pula menjalin kerjasama dengan media massa khusus olahraga. Barangkali media massa dapat menyediakan arsip-arsip yang dibutuhkan oleh klub.

Masalah arsip tidak berhenti kepada adanya arsip yang lengkap atau tidak. Akan tetapi juga adakah kemudahan akses terhadap arsip tersebut. Pada zaman yang serba digital saat ini, kemudahan akses melalui website sangat diperlukan. Sebagai komparasi, tengok saja website atau halaman Wikipedia beberapa klub atau tim nasional sepak bola di luar Indonesia. Di sana terdapat berbagai arsip yang sangat terbuka untuk digunakan dan diolah. Maka tidak mengherankan sebenarnya jika penggemar sepak bola Indonesia lebih mampu mengingat nama pemain, sejarah klub, dan jumlah trofi klub sepak bola di tanah Eropa dibanding klub sepak bola lokal.

BACA JUGA:  Victoria Concordia Crescit: Dari Arsenal Untuk Dunia

Maka, yang diperlukan saat ini adalah membuat database secara digital. Setiap musim semua klub wajib menyetor database yang meliputi berbagai hal terkait persoalan administrasi klub. Mulai dari nama sponsor, sumber dana, pembukuan, atau daftar nama pemain. Database ini setelah diolah tentu perlu pula dipublikasikan secara luas. Tujuannya supaya pengawasan tidak hanya dilakukan satu pihak saja. Publik juga dapat turut mengawasi dan melihat apakah sebuah klub layak menjadi klub profesional atau klub amatir.

Database-database kelak juga ini akan sangat berguna di masa depan dalam konteks penyusunan arsip sepak bola Indonesia yang lebih lengkap. Dengan arsip yang lengkap dan mudah diakses publik, beragam perbincangan mengenai sepak bola pun akan lebih jelas. Sebab hanya dengan sesuatu yang jelas lah, kelak sepak bola Indonesia dapat terus berkembang.

Persoalan lain terkait arsip adalah siapa yang bersedia melakukan dan mengelola? Dengan anggaran terbatas dan arsip diletakkan sebagai prioritas kesekian, sulit mengharapkan klub sepak bola terbit melakukan kerja dokumentasi. Harapan ada di suporter dan media-media sepak bola lokal. Mereka, dengan cinta yang keras kepala pada sepak bola Indonesia, berada pada garis terdepan kegiatan dokumentasi sepak bola Indonesia.

 

Komentar