Ada begitu banyak momen yang bisa tercipta dari sebuah pertandingan sepakbola dan amat ditunggu oleh para penggemar. Mulai dari aksi aduhai para maestro saat mengolah bola, ekspresi para pelatih saat memberi instruksi dari pinggir lapangan, adegan-adegan kontroversial yang menyulut emosi sampai selebrasi para pemain usai mencetak gol.
Khusus bagian yang terakhir, rasa-rasanya mustahil untuk tidak kita saksikan bersama. Gol tanpa selebrasi mungkin akan terasa seperti cimol tanpa micin. Enak, tapi tidak gurih.
Walau demikian, ada satu pertanyaan konyol yang berputar di kepala saya ketika melihat pemain melakukan selebrasi usai mencetak gol. “Mengapa harus lari-lari ke pinggir lapangan dulu untuk berselebrasi, sih? Kan, capek, Mas”.
Banyak ragam selebrasi yang dilakukan oleh para pemain sepakbola dalam merayakan gol yang mereka ciptakan. Bisa jadi merupakan ungkapan rasa cinta, pemantapan identitas, eksistensi diri, balas dendam, bahkan sekadar untuk memberi kode.
Seperti yang biasa dilakukan mantan pacar saya dahulu. Usai mencetak gol, ia selalu membuka kedua lengannya ke arah penonton seolah ingin memberi pelukan. Mungkinkah ia ingin memeluk saya?
Belum lama ini, pemain Juventus berkebangsaan Argentina, Paulo Dybala, sukses mencetak sebuah gol indah via sepakan bebas ke gawang Atletico Madrid di ajang Liga Champions. Alih-alih melakukan selebrasi Dybala Mask yang menjadi ciri khasnya, pemuda berumur 26 tahun itu malah menaruh dua jari di dagunya. Usut punya usut, makna dari selebrasi Dybala itu romantis sekali.
“Gestur pertama yang menunjuk ke arah dagu diperuntukkan kepada pasangan saya karena kami melihat itu dalam sebuah film dan isyarat tersebut merupakan pertanda cinta,” ujar Dybala kepada Sky Sports Italia. Penuturan Dybala itu bikin saya bertanya-tanya, film apa yang ia dan pasangannya saksikan? Kok, romantis sekali.
Selain itu, Dybala pun berlari sambil menjulurkan lidah ala Alessandro Del Piero. Semoga saja selebrasi yang satu ini bukan sebuah kode untuk pasangan. Ekspresi menjulurkan lidah yang biasa Del Piero peragakan disebut sang legenda tak memiliki makna khusus. Lelaki yang kini berusia 45 tahun itu mengungkapkan bahwa hal itu murni sebagai ungkapan kebahagiaannya.
Melakukan selebrasi untuk merayakan gol memang dibebaskan dan boleh-boleh saja. Namun induk organisasi sepakbola dunia (FIFA) sudah membuat aturan terkait hal-hal yang dilarang saat pemain melakukan selebrasi. Salah satunya adalah larangan memprovokasi suatu pihak atau menyuarakan aspirasi politik. Baik dalam bentuk bahasa tubuh maupun tulisan atau gambar yang terpampang di baju pemain.
Penggemar sepakbola tentu masih ingat selebrasi yang dilakukan oleh Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka saat membela Swiss dalam laga kontra Serbia. Usai mencetak gol, baik Shaqiri maupun Xhaka yang punya darah Kosovo melakukan selebrasi gol dengan membuat simbol elang berkepala dua.
Kosovo sendiri awalnya sebuah provinsi di Serbia. Namun per 2008 silam, mereka memperoleh kemerdekaannya kendati tak pernah diakui oleh Serbia. Perbuatan tersebut mendorong FIFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Shaqiri dan Xhaka dengan membayar denda sebesar 7 ribu paun atau sekitar 143 juta rupiah karena selebrasi mereka dianggap sebuah provokasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata selebrasi mempunyai makna perayaan. Sebuah perayaan tentu erat kaitannya dengan rasa bahagia. Pun begitu dengan selebrasi yang dilakukan para pemain sepakbola setelah mereka sukses menceploskan bola ke gawang lawan. Rasa bahagia yang melonjak di dada wajib diekspresikan secara emosional. Apalagi kalau gol tersebut sanggup mendatangkan hasil positif untuk tim yang dibela, rasanya tentu semakin menyenangkan.
Seperti dikutip dari Tirto, seorang psikolog terkemuka, Paul Ekman, menyebut bahwa rasa bahagia adalah satu dari enam emosi dasar yang dimiliki manusia. Dan dari keenam emosi tersebut, perasaan bahagia merupakan hal yang paling getol diperjuangkan.
Pesepakbola pun, sebagai manusia, tentu memperjuangkan kebahagiaan di atas lapangan. Hal itu sendiri kerap diawali dari bermain baik sampai berhasil mencetak gol yang kemudian dirayakan dengan beraneka cara serta ekspresi dan melahirkan selebrasi-selebrasi ikonik sekaligus awet di ingatan para penggemar sepakbola.
Selebrasi pemain mana yang paling susah kalian lupakan?