Tuan Menit Akhir Itu Bernama Sergio Ramos

Sergio Ramos Garcia, pria asli Andalusia itu kembali menjadi pahlawan bagi Real Madrid kala menjalani laga El Clasico menghadapi Barcelona dalam lanjutan La Liga Spanyol musim 2016/2017.

Sergio Ramos berhasil menyelamatkan El Real dari kekalahan usai berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat sundulannya di menit 90, memanfaatkan umpan dari tendangan bebas Luka Modric.

Sebelumnya, Barcelona berhasil unggul lebih dulu lewat Luis Suarez memanfaatkan umpan tendangan bebas dari Neymar pada menit 53.

Ini bukan pertama kalinya Sergio Ramos mencetak gol krusial di menit akhir bagi Real Madrid. Ia juga pernah melakukannya pada laga Final Liga Champions 2014 kala bersua tim sekota, Atletico Madrid, 24 Mei 2014.

Kala itu, kesalahan penempatan posisi Iker Casillas pada menit 36 membuat Diego Godin berhasil membuka keunggulan 1-0 untuk Atletico di laga final yang dihelat di kota Lisbon, Portugal itu. Hal itu sontak membuat para pendukung Los Blancos lesu.

Namun, ketika harapan meraih La Decima nampaknya telah memudar, Sergio Ramos hadir sebagai “malaikat penyelamat” yang kembali memberikan sinar harapan bagi para Madridistas, di menit 90+3.

Tepatnya menit ke-92, detik ke-48, sundulan Ramos memanfaatkan umpan tendangan pojok Luka Modric sukses merobek jala Thibaut Courtois. Hasil akhir pertandingannya kita sudah sama-sama tahu, yaitu Real Madrid menang 4-1 atas Atletico Madrid lewat babak perpanjangan waktu.

Dua tahun berselang, tepatnya 9 Agustus 2016 dalam ajang Final Piala Super Eropa kontra Sevilla, Sergio Ramos melakukannya lagi.

Memanfaatkan umpan silang dari Lucas Vazquez, kembali lewat sundulan, di menit 90+3, gol Sergio Ramos sukses menghindarkan Madrid dari kekalahan atas tim kota kelahirannya itu dengan menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

BACA JUGA:  Awal Musim yang Buruk bagi Juventus, Barcelona, dan Chelsea

Gol Ramos itu juga sekaligus menjadi “penebusan dosanya” karena Madrid sempat tertinggal 2-1 di menit 72 akibat pelanggaran yang dilakukannya berbuah hadiah penalti bagi Sevilla, yang sukses dieksekusi oleh Yevhen Konoplyanka.

Hasil akhir, Real Madrid menang 3-2 setelah berhasil mencetak satu gol lagi di masa perpanjangan waktu lewat sepakan Dani Carvajal.

Ada satu kutipan dari Gregory Nunn, seorang atlet asal Amerika Serikat, yang cocok untuk menggambarkan “kegemaran” Ramos mencetak gol di menit akhir. Begini bunyinya:

“The right man, in the right place, at the right time, can steal millions.”

Sergio Ramos adalah orang itu (right man), pesepak bola dengan fisik kuat dan skill sundulan ciamik. Dengan penempatan diri yang pas (right place) berhasil mencetak gol yang amat sangat dibutuhkan pada waktu yang tepat (right time).

Gol-gol pada menit akhirnya memupuskankan harapan jutaan fans tim lawan yang tengah bersiap bersuka cita menyambut kemenangan (steal millions).

Terlebih lagi, “menit akhir” bukan “akhir” dari sebuah pertandingan itu sendiri. Menit awal, menit pertengahan, maupun menit akhir adalah bagian dari pertandingan.

Dengan kata lain, selama peluit tanda berakhirnya pertandingan belum berbunyi, maka “perang” masih berlangsung. Hanya saja, mungkin Tuhan memilih Sergio Ramos menjadi “tuan penyelamat” Real Madrid di menit akhir.

Sematan “pahlawan” yang ditempelkan kepada nama Sergio Ramos tidak didapat dari keberuntungan. Sebaliknya, ia berjuang keras hingga menit, bahkan detik terakhir untuk sebuah gol. Hal itu juga mengindikasikan bahwa pemain yang kini menjabat sebagai kapten Real Madrid ini selalu ada bagi Real Madrid.

Ada banyak kisah di balik gol menit akhir dalam sebuah pertandingan sepak bola. Semua itu melahirkan tangisan tentunya memiliki makna berbeda untuk dua kubu yang berseberangan.

BACA JUGA:  Sepak Bola Tak Selalu Tentang Rivalitas

Sergio Ramos telah menjadi bagian dari sejarah sepak bola yang manis bagi fans Real Madrid, di mana ia menghadirkan tangisan dan jeritan kebahagiaan. Pula, ia memberikan tangisan dan jeritan kekecewaan, kekesalan, serta kemarahan dari para pendukung Atletico, Sevilla, maupun Barcelona.

 

Pada tahun 2016 ini, Ramos telah menginjak usia ke-30. Usia matang dan puncak karier seorang pemain belakang. Saya rasa masih panjang perjalanannya menuju masa pensiun. Selama menuju ke sana, tentu para penggemar Real Madrid dan timnas Spanyol akan tetap menunggu dan setia menanti gelontoran gol-gol dari sang bek.

Sergio Ramos benar-benar mengukuhkan dirinya sebagai pahlawan menit akhir bagi Real Madrid.

Vamos, Sergio Ramos!

 

Komentar
Indonesian Moslem | Anti-Mainstream Nutritionist/Dietitian who love football | Twitter: @katondio | Hey, you can also read my article at giziberkarya.blogspot.com.